Metode kalibrasi
Secara umum kalibrasi alat ukur di lakukan secara rutin setiap 6 bulan sekali, metode kalibrasinya di jelaskan sebagai berikut :
Kalibrasi Sentering optik
Yang di maksud dengan sentering adalah bahwa sumbu vertikal theodolit segaris dengan garis gaya berat yang melalui tempat beridiri alat (paku atau titik silang di atas patok). Kalibrasi titik sentring optis di lakukan dengan cara sebagai berikut :
- Letakkan instrument diatas tripod, hubungkan dengan cara memutar baut instrument di lubang dratnya pada plat dasar instrument.
- Perhatikan apakah tanda silang pada alat sentering optik tepat berada di atas titik,bila belum geser-geser instrument sedemikian hingga tanda silang sentering optik tepat di atas tanda titik. kemudian putar instrument 180° bila terjadi penyimpangan pada sentering optik lakukan kalibrasi dengan cara meyetel screw yang terdapat pada sentering optik.
Kalibrasi Nivo
Pada saat pengukuran sumbu I harus benar-benar vertikal, komponen yang di gunakan untuk mengatur sumbu I agar vertikal adalah nivo kotak, nivo tabung dan ketiga sekerup penyetel ABC. Adapun cara mengaturnya di jelaskan sebagai berikut :
- Letakkan instrument di atas kolimator perhatikan gelembung nivo kotak.
- Misalkan mula-mula kedudukan nivo kotak pada posisi 1,kemudian bawalah gelembung pada posisi 2 dengan memutar sekerup penyetel A dan B bersama-sama kearah luar atau dalam.
- Kemudian bawalah gelembung pada posisi 3 (tengah) dengan memutar sekerup penyetel C.
- Periksa gelembung nivo tabung dengan cara memutar instrument pada sumbu I hingga nivo tabung sejajar dengan sekerup penyetel A dan B (posisi 1) seimbangkan gelembung nivo dengan memutar sekerup penyetel A dan B.
- Putar instrument 90° apabila gelembung tidak di tengah,tengahkan dengan cara memutar sekrup C.
- Putar instrument 180° apabila gelembung bergeser, setengah pergeseran di tengahkan dengan sekrup penyetel A dan setengah pergeseran sisanya dengan memutar sekrup koreksi nivo dengan pen koreksi hingga posisi nivo ketengah.
- Putar alat pada sumbu I sembarang, apabila gelembung seimabg,berarti sumbu I telah vertikal. Tetapi bila belum seimbang maka ulangi langkah penyetelan nivo hingga pada posisi sembarang,gelembung nivo tabung tetap seimbang.
Kalibrasi bacaan sudut
Walaupun secara umum semua theodolite mempunyai mekanisme kerja yang sama, namun pada tingkatan tetentu terdapat perbedaan, baik penampilan maupun bagian dalam konstruksinya. Apabila klasifikasi theodolite di dasarkan pada kegunaan, ketelitian menjadi faktor penentu utama.
Kriteria penentu di sini di dasarkan pada standar deviasi atau simpangan baku pengukuran arah dengan posisi teropong biasa dan luar biasa. Kesalahan garis bidik yang tidak tegak lurus sumbu II di sebut kesalahan kolimasi. Kesalahan ini dapat di hilangkan dengan prosedur sebagai berikut :
- Kalibrasi bacaan sudut Horizontal
- Setelah alat ukur di setel di atas kolimator dan sumbu I telah di buat vertikal, bidikan teropong pada posisi biasa kearah benang Horizontal kolimator, tekan tombol “0” set pada alat untuk membuat bacaan sudut H : 00° 00’ 00”.
- Teropong di buat luar biasa dan bidikkan kembali pada benang silang kolimator seharusnya bacaan sudut H : 180° 00’ 00”, bila terjadi penyimpangan bacaan sudut lakukan kalibrasi dengan cara memutar skrup penggerak halus horizontal hingga bacaan sudut mendekati akurasinya. Kemudian garis bidik di arahkakan kemabli pada benang silang kolimator dengan cara memutar skrup koreksi diagfragma yang kiri dan kanan pada teropong.
- Kalibrasi bacaan sudut Vertikal
- Bidikan teropong pada posisi biasa kearah benang Vertkal kolimator, catat bacaan sudut veritkalnya misal sudut V : 89° 59’ 30”
- Teropong di buat luar biasa dan bidikkan kembali pada benang Vertikal kolimator catat bacaan sudutnya misal sudut V H : 270° 00’ 50”, dari hasil bacaan sudut biasa dan luar biasa bila di jumlahkan terdapat penyimpangan sudut sebesar 20”, lakukan kalibrasi dengan cara automatic adjustment secara elektronik. Yang tentunya tiap merk berbeda cara penyetingannya.
Kalibrasi Jarak
Metode yang paling banyak di gunakan pada EDM untuk surveying adalah metode beda fase, baik dengan gelomang mikro, sinar tampak maupun inframerah dan laser. Konsep dasar pengukuran jarak elektronik adalah suatu sinyal gelombang elektromagnetik yang di pancarkan dari suatu alat di ujung garis yang akan di ukur jaraknya kemudian di ujung lain garis tersebut di pasang prisma reflector.
Sinyal tersebut di pantulkan kembali kepemancar, waktu lintas perjalanan sinyal pergi-pulang di ukur oleh pemancar sehingga di hasilkan jarak lintasan.
Ketelitian Total Station di tentukan oleh besar kesalahan konstan dari alat dan kesalahan pengukuran yang senading dengan jarak yang di ukur ketelitian umumnya di nyatakan dengan ±(2 mm + 1 ppm). Berbicara masalah ketelitian, harus di ingat bahwa kedua alat Total station harus di koreksi terhadap karakteristik sentering yang tidak tepat.
Untuk mengecek ketelitian jarak kami menggunakan baseline yang sudah di tentukan jaraknya. Caranya dalah dengan melakukan pengukuran jarak beberapa kala kemudian di rata-ratakan jaraknya apabila -terjadi penyimpangan pada jarak tertentu di lakukan koreksi dengan cara memasukan konstanta instrument konstan maka alat akan tekoreksi otomatis.
Tidak ada pengukuran yang meghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi adalah penting untuk megetahui ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang berbeda di gunakan dalam pengukuran. Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab dan umunya di bagi dalam tiga jenis utama yaitu :
- Kesalahan-kesalahan umum : kebnayakan di sebabkan oleh kesalahan manusia, di antaranya adalah kesalah pembacaan alat ukur, peyetelan yang tidak tepat, dan kesalahan penaksiran.
- Kesalahan-kesalahan sistematis : di sebabkan oleh kekurangan- kekurangan pada instrumen itu sendiri seperti kerusakan pada alat atau adanya bagian-bagian yang aus dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakai.
- Kesalahan-kesalahan acak : kesalahan ini di akibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak di ketahui oleh perubahan-perubahan parameter.